ALASAN MEMAKAI PUPUK CAIR ACI

MENGAPA HARUS MENGGUNAKAN ACI?

KOMPOSISI PUPUK DAN MANFAAT PUPUK ACI 

BUKTI PENGHEMATAN ACI BILA DITERAPKAN PADA PADI KLIK AJA DISINI BUKTINYA


Bentuk tanah yang telah terkontaminasi oleh zat kimia akan terlihat tandus. Sehingga pada saat tanah tersebut akan dikelola kembali untuk pertanian, tanaman yang ditanam akan mengalami berbagai permasalahan khususnya dalam hal pertumbuhan tanaman dan hasilnya. Dengan demikian tanaman yang akan ditanam pada periode berikutnya pada tanah tersebut akan semakin berkurang hasilnya dan berdampak kepada berkurangnya pendapatan petani itu sendiri. Atau jika petani menginginkan hasil panen yang sama, maka petani harus menambah prosentase penggunaan pupuk tabur (kimia) untuk mengganti unsur hara yang telah hilang. Akan tetapi langkah tersebut akan menaikkan cost yang ujung ujungnya juga akan mengurangi pendapatan petani.

Kurangnya kesadaran dan pengetahuan petani kita dan ketergantungan pada merk tertentu menjadi permasalahan utama dalam system pertanian di Indonesia. Seringkali terjadi petani enggan menggunakan pupuk merk lain meskipun kandungan atau komposisinya sama. Meskipun efektifitas penggunaan pupuk tabur relatif lebih rendah dibanding dengan pupuk cair, tapi para petani kita masih banyak yang setia menggunakannya. Padahal kalau dihitung total cost penggunaan pupuk tabur kimia justru lebih tinggi karena agar pupuk tersebut dapat diserap oleh akar, memerlukan waktu dan proses yang relative lebih lama sehingga banyak  pupuk yang hilang karena menguap (karena panas matahari), hanyut (apabila hujan), mengeras dan tidak masuk ke tanah. Hal ini merupakan suatu pemubazdiran (hal yang sia-sia)

MENGAPA PUPUK CAIR LEBIH EFEKTIF DAN EFISIEN?

Di negara-negara maju seperti Belanda, Jepang, Finlandia, China, Taiwan, Thailand, Malaysia dan Jerman telah memproduksi dan menggunakan pupuk cair. Hal ini disebabkan karena pupuk yang sekarang ini digunakan di negara-negara berkembang seperti Indonesia yaitu pupuk tabur atau pupuk kimia, telah diteliti oleh negara-negara maju tersebut mempunyai dampak yang kurang baik untuk tanaman dan struktur tanah. Oleh sebab itu, negara-negara maju tersebut telah beralih memproduksi dan menggunakan pupuk cair, seperti halnya Jerman yang notabene merupakan negara produsen pupuk tabur / pupuk kimia terbesar di dunia.

Selama ini petani lebih suka menggunakan pupuk tabur / pupuk kimia karena berasumsi  bahwa sistem pemupukan hanya dapat dilakukan melalui tanah yang akan diserap oleh akar. Agar pupuk tersebut diserap oleh akar, butuh waktu dan proses yang relatif cukup lama. Sistem pemupukan dengan menggunakan PCO ACI merupakan sistem atau paradigma baru dalam pemupukan. Penggunaan pupuk cair yang dilakukan dengan cara disemprotkan / disiramkan pada tanaman akan jauh lebih efektif, efisien, hemat serta tepat guna dibanding penggunaan pupuk tabur (conventional fertilizer).

Pemupukan dengan PCO ACI menggunakan sistem penetrasi (penetration) yaitu suatu sistem penyerapan langsung oleh tanaman, baik diserap melalui daun, batang maupun akar. Artinya, apabila PCO ACI disemprotkan ke daun, maka pupuk tersebut dapat diserap oleh tanaman melalui stomata (mulut daun) yang ada pada daun tersebut. Mulut daun ini berfungsi untuk mengatur penguapan air dari tanaman sehingga air dari akar dapat sampai ke daun. Saat suhu udara terlalu panas, stomata akan menutup sehingga tanaman tidak akan mengalami kekeringan. Sebaliknya jika udara tidak terlalu panas, stomata akan membuka sehingga air yang ada di permukaan daun dapat masuk dalam jaringan daun dan dengan sendirinya unsur hara yang disemprotkan ke permukaan daun juga masuk ke dalam jaringan daun dan diteruskan ke tanaman. Oleh karena itu penyemprotan pupuk cair idealnya dilakukan pada pagi (setelah embun kering) antara jam 06.30-09.30 atau pada sore hari antara jam 15.30 -17.30 karena bertepatan pada saat membukanya stomata. Penyemprotan diprioritaskan pada bagian bawah daun karena pada bagian tersebut terdapat paling banyak stomata. Tidak disarankan menyemprotkan pupuk daun pada saat suhu udara sedang panas terik karena stomata daam kondisi tertutup dan konsentrasi larutan pupuk yang sampai ke daun cepat meningkat sehingga dapat mengakibatkan daun terbakar.

PCO ACI disemprotkan pada batang, maka pupuk tersebut akan diserap oleh tanaman melalui pori-pori yang ada pada batang tersebut. Begitu pula halnya apabila kita semprotkan pupuk tersebut pada akar, maka akar akan dapat langsung menyerap pupuk. Ketiga jenis sistem pemupukan yang digunakan oleh PCO ACI ini disebut dengan Reverse System (turun naik). Artinya, tanaman tidak hanya bisa mendapatkan makanan melalui akar, tetapi juga bisa mendapatkan makanan melaui daun dan batang. Sistem seperti ini juga disebut dengan shortcut system (sistem pemutusan), maksudnya lebih mempersingkat proses tanaman dalam mendapatkan makanan (pupuk).

Faktor cuaca merupakan kunci sukses dalam penggunaan pupuk cair. Dua jam setelah penyemprotan jangan sampai terkena hujan karena akan mengurangi efektifitas penyerapan pupuk. Namun demikian untuk efektifitas penggunaan di musim hujan bisa ditambahkan larutan perekat sehingga tidak peru lagi mengulang penyemprotan jika terjadi hujan.

Jadi kelebihan dari sistem pemupukan dengan menggunakan pupuk cair (liquid fertilizer) adalah pupuk dapat langsung diserap oleh tanaman dengan cepat, tepat dan efisien serta dapat mengurangi biaya. Dengan demikian tanaman tersebut akan tercukupi kebutuhan nutrisinya sehingga dapat tumbuh dan berkembang serta mempercepat proses dalam pembesaran buah, daun dan batang. Disamping itu penggunaan pupuk cair juga bisa dilakukan bersamaan dengan penyemprotan pestisida sehingga bisa lebih hemat waktu dan tenaga.
Dengan penggunakan pupuk cair tersebut petani bisa mengurangi penggunaan pupuk tabur (kimia) secara signifikan, sehingga dapat menghemat biaya tanam serta mengurangi pencemaran dan kerusakan struktur tanah. Dengan demikian diharapkan produktifitas pertanian di Indonesia akan semakin meningkat, lingkungan lebih sehat dan petani kita akan lebih makmur.



Hubungi : Amran (085 397 277 984)  atau amranorganik@gmail.com

Komentar

Postingan Populer