Kendala Petani
Bertani boleh dikata mendominasi penduduk Indonesia. Pendapatan yang paling banyak penduduk Indonesia adalah bertani. Akan tetapi berbagai problem yang dihadapi oleh petani kita sehingga pendapatan mereka tidak bisa maksimal.
Beberapa faktor yang paling dirasakan diantaranya harga turun saat panen, kendala hama penyakit dan tidak tahan lama. Banyak petani setelah panen mengalami kerugian akibat harga turun derastis. Saat menanam harga tinggi tetapi setelah panen harga tiba-tiba turun secara tajam. Hal inilah yang dirasakan oleh petani cabe di Desa Langi Kecamatan Bontocani bulan Oktober, November dan Desember. Harga cabe sebelumnya kisaran Rp. 40.000 hingga Rp. 50.000. Tetapi setelah panen raya turun derastis hingga mencapai level terendah sekitar Rp. 2.000.
Satu lagi kendala yang dihadapi petani adalah tidak adanya pedagang khusus menangani pembelian hasil pertanian ( Studi kasus petani cabe didesa langi). Setelah dipetik harus menunggu lagi pedagang yang akan membeli hasil panennya. Jadi sebelum ada permintaan pedagang maka petani belum bisa panen. Akibatnya cabai terkadang membusuk sebelum panen.
Umumnya menjual sesuai harga yang ditetapkan oleh pedagang. Petani tidak memiliki daya tawar sehingga petani selalu dirugikan. Karena kebutuhan yang mendesak maka terpaksa petani menjualnya, walaupun murah.
Pedagang mengambil terlebih dahulu barangnya. Nanti beberapa hari kemudian baru dibayarkan. Pedagang menjualnya terlebih dahulu. Itu sama artinya pedagangnya tidak bermodal tetapi hanya menjualkan barangnya petani. Daripada barang membusuk, apa boleh buat dengan keterpaksaan petani menerima apa adanya.
Ada cara yang bisa dilakukan untuk mengangkat pendapatan petani yaitu agribisnis, yaitu melakukan pengolahan hasil panen. Artinya tidak menjual mentah tetapi diolah terlebih dahulu. Misal cabe diolah menjadi sambal kemudian dikemas baru dijual. Tetapi harus ada dahulu yang memberikan contoh dan mencari pasar.
Komentar
Posting Komentar