Teknik Peningkatan Produksi Padi Dengan Pola Penggunaan Pupuk Hayati Biomon

Setiap petani menginginkan produksi padinya meningkat dan bahkan menginginkan produksi maksimal. Produksi maksimal akan terjadi apabila  mengikuti pola yang telah diuji kemanjurannya. Salah satu pola yang diajarkan oleh pupuk hayati biomon adalah pengurangan penggunaan pupuk kimia dan menggantinya dengan penggunaan pupuk hayati biomon dengan penanganan hama penyakit dengan tepat. 

Hama dan penyakit merupakan musuh utama dalam meningkatkan produksi. Umumnya yang menyebabkan kegagalan panen adalah hama dan penyakit. Banyak petani yang pada awal penanaman memiliki padi yang bagus tetapi diakhir-akhir padi menjadi rusak. Akhirnya produksi maksimal tidak tercapai. Baca juga : mungkinkah pertanian modern diterapkan di Indonesia

Disamping hama dan penyakit pemberian pupuk juga mempengaruhi produksi maksimal. Umumnya petani melakukan pemupukan yang salah. Petani terlalu banyak menggunakan pupuk kimia dan pada awal padi tumbuh baik. Tetapi akhir pertumbuhan terjadi kerusakan. 

Olehnya itu pupuk hayati biomon dibuatlah suatu pola dengan berkonsentrasi pada penanganan hama dan pemupukan yang tepat. Penanganan hama dianggap hal yang utama. Pemberian pestisida merupakan keharusan tetapi dengan dosis yang terendah. Memang dalam pola PHT anjurannya adalah pemberian pestisida kimia nanti setelah mencapai ambang kerusakan maksimal. Tetapi rasanya menghadapi hama yang semakin mengganas sangat susah kita terapkan PHT yang sebenarnya.

Pengendalian PHT ala biomon yaitu mengedapankan pestisida. Tetapi pestisida yang dianjurkan adalah pestisida yang dosis terendah. Atau istilah pencegahan sebelum terjadi kerusakan maksimal. Pemberian pestisida dilakukan setiap 5 - 7 hari sekali. Pencegahan ini tidak membahayakan karena dosis yang dianjurkan adalah dosis terendah. Setiap penyemprotan menggunakan pupuk hayati biomon. Dimana pupuk hayati biomon juga mengandung bakteri yang bisa mengendalikan hama tertentu. 


Pola Pemupukan dan Pencegahan Penyakit Ala Biomon


Teknik Pemeliharaan Bibit padi Unggul


1 tutup/5 liter air, gunakan merendam bibit padi. 5 - 10 tutup + air secukupnya, siram lahan sebelum sebar benih padi, ulangi 3  hari sebelum pindah tanam guna anti stres. 

Teknik Perbanyakan Tunas dan Anakan Padi


500cc /tangki, Semprot lahan sebelum tanam dan setelah pindah tanam mulai umur 1 hingga umur 25 HST, 1 - 5× aplikasi, interval 4 hari sekali. Aplikasi bertujuan untuk mendapatkan anakan/tunas hingga batas yang sangat maksimal. 

Teknik Super Bulir Produksi Tinggi 


500cc pertangki, Semprot padi saat padi mulai awal bunting 1 - 3 kali aplikasi interval 4 hari sekali. Aplikasi bertujuan mendukung produksi super bulir. Memaksimalkan keluarnya bulir dari setiap anakan, bobot lebih berat, besar dan lebih berisi. 

Teknik Pemberantasan Hama Tanaman Padi


Kupu-kupu putih dan kupu-kupu coklat adalah sumber hama penggerek batang dan wereng. Bertelur didaun dan batang menetaskan kutu/ulat secara kontinyu. 10 - 20 cc pestisida anti ulat/tangki cukup efektif membasmi telur-telur hama. Penyemprotan 1 - 2 kali seminggu sangat efektif memutus fase telur menjadi ulat. Saat aplikasi biomon dapat dicampurkan pestisida hama dan anti ulat penggerek batang dan Hama wereng coklat.

Anjuran dosis pupuk urea untuk padi yang memakai pola biomon cukup 10 kg/10 are urea dan 10 kg /10 are NPK. Gunakan urea 7 HST untuk memicu pertumbuhan tunas dan anakan. Gunakan pupuk NPK maksimal 20 HST untuk mendukung fase produksi. 

Mengenal Teknik Aplikasi terbaru Biomon Padi Pola 1 : 5 : 3


Tujuan teknik aplikasi untuk mendapatkan potensi maksimal produksi padi hingga 12ton /hektar atau setara 240 karung /100 are atau setara 24 karung /10are (karung 50kg).

Setara 120 karung /hektar atau 12 karung /10are untuk karung 100kg.

Dosis aplikasi 500cc /tangki

Menggunakan pola 153
Penjelasan aplikasi :
1x fase terapi lahan
5x fase anakan
3x fase produksi

Waktu aplikasi 
Terapi lahan = sebelum tanam
Fase anakan = mulai umur 1-25 hst
Fase produksi = bunting kecil, bunting besar, passu'.

Teknik diatas dinamakan teknik 153 atau teknik full aplikasi.

Tapi penerapan dilapangan teknik bisa Fleksibel atau disesuaikan kondisi.

Contoh penyesuaian :
Teknik 153 bisa mulai dgn teknik 111, 121, 131, 141, 151, 122, 132, 142, 152, 132, 133, 143, dst.
[8/9 20:20] Pak INCE Udhin Nindo: *Umur aplikasi sesuai pola 153 :* 

*Tanaman umur 4 bulan seperti ;* 
Padi, jagung kuning, cabe, kentang, wortel, dll.
Aplikasi fase anakan mulai umur 1 HST - 25 hst 
Aplikasi fase produksi mulai umur 35 HST 

*Tanaman umur 2 bulan seperti :* 
Bawang merah, jagung manis, semangka, dll

Aplikasi fase anakan mulai umur 1 HST - 21 hst 
Aplikasi fase produksi mulai umur 27 HST 

Tanaman umur 1 bulan seperti :

Artinya 1x terapi lahan & 1x fase tunas /anakan
Karena tidak ada produksi maka aplikasinya 110 atau 120
Umur fase anakan mulai umur 1-10 hst

Jadi untuk menyesuaikan teknik aplikasi tanaman sesuai pola BIOMON, harus ditanya dulu berapa umur panennya, selanjutnya tinggal disesuaikan dengan pola aplikasi yang sudah dibuat.

(Pola ini dikeluarkan oleh Manajemen Pupuk Hayati Biomon)

cp. 085397277984


Komentar

Postingan Populer