Dampak Negatif Penggunaan Pestisida Kimia

Pada awalnya penggunaan pestisida kimia sangat membantu petani untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman. Akan tetapi seiring berjalannya waktu ternyata bukannya mengendalikan hama akan tetapi semakin membuatnya tambah ganas. Dan bahkan peningkatan populasi semakin meningkat pula. 

Petani dalam mengaplikasikan pestisida terkadang dilakukan secara tidak tepat. Dalam hal ini dosis melebihi dari anjuran, waktuk penyemprotan serampangan dan terkadang petani melakukan pencampuran pestisida.  Padahal penggunaan pestisida yang tidak sesuai anjuran justru akan mengakibatkan kekebalan hama pada racun. 

Berikut ini kami akan menjelaskan beberapa beberapa faktor yang bisa meningkatkan terjadinya ledakan hama setelah menggunakan pestisida.Baca : mengusir tikus dengan menutupi lubang tikus selanjutnya semprot dengan biomon

Hama Menjadi Resisten

Sering kita melihat bahwa ketika tanaman disemprot dengan racun ternyata hama-hama tetap beterbangan atau bahkan tambah menggila. Bahkan tetap hidup dan hanya sebagian kecil yang mati. 

Dengan melihat kondisi ini petani tidak menyerah dan volume penyemprotan dan dosis semakin ditingkatkan. Akan tetapi ternyata semakin ditambah dan semakin sering disemprot hama juga semakin meningkat. 

Perlu diketahui bahwa ada beberapa hama yang ketika dilakukan penyemprotan dia tidak mati. Hama yang tidak mati tersebut akan berkembang dan melahirkan keturunan yang akan kuat. Sehingga ketika dilakukan penyemprotan pada baru tersebut sudah tidak mempan lagi terhadap pestisida. Itulah yang disebut resistensi atau tidak mempan lagi dengan racun dalam dosis yang rendah atau bahkan dosis tinggi sekalipun. 

Resurgensi

Ketika kita melakukan penyemprotan pestisida ketanaman ternyata bukan hanya hama yang disemprot yang mati tetapi ternyata juga membunuh musuh alaminya ikut mati. Seperti burung, ikan, kumbang tentara musuh alaminya kutu-kutuan, burung elang dan ular musuh alami tikus dll. 

Akibat matinya musuh-musuh alami justru membuat hama utama menjadi berkembang tak terkedali. Misal peningkatan telur, peningkatan anak dan lainnya. 

Akibat dari pestisida yang berlebihan yang mengakibatkan munculnya hama baru. Yang sebelumnya tidak menjadi masalah pada tumbuhan tetapi setelah terjadi resugensi juga menjadi hama yang berbahaya. 

Pestisida Mengalir Ke Pengairan

Sisa pemakaian pestisida akan mengalir kepengairan dapat mengakibatkan rusaknya ekosistem air disekitar persawahan seperti danau, rawah dan sungai. Hal ini disebabkan oleh pestisida yang mencemari perairan. Hal ini bisa menyebabkan matinya penghuni air atau masuknya racun dalam tubuhnya. 

Walaupun ikan tidak mati setelah tercemar akan tetapi efeknya kepada manusia. Manusia yang mengkonsumsi ikan yang sudah tercemar racun bisa saja merengguk nyawa atau paling tidak bisa menimbulkan penyakit pada manusia itu sendiri. 

Akibat lain dari penggunaan kimia berlebih yaitu masuknya sisa racun tersebut ke air bisa menyebabkan beberapa tumbuhan seperti gangga, eceng gondok akan berkembang cepat. Bahkan bisa menutupi air. Air yang tertutupi oleh eceng gondok menyebabkan ketersediaan oksigen dalam air berkurang. Akibatnya ikan-ikan akan kekurangan oksigen. Dalam tingkat tinggi bisa menyebabkan musnahnya kehidupan disekitar persawahan. 

Jadi cara yang harus kita lakukan untuk menekan penggunaan  pestisida kimia adalah dengan pengendalian hama terpadu. Pengendalian hama terpadu adalah menggabungkan beberapa cara pengendalian. 

Penggunaan agen hayati seperti Trichoderma, fusarium nonpathogenic, pengambilan kelompok telur, penggunasn bibit unggul dan pengolahan lahan yang sehat. 

Pupuk biomon merupakan pupuk hayati yang memiliki kandungan tricoderma dan beberapa mikroba lainnya bisa dijadikan alternatif untuk penanganan hama dan penyakit. 

Komentar

Postingan Populer