Pola Tanam Monokultur dan Polikultur

Pola tanam bertujuan memberikan hasil yang maksimal bagi petani. Dengan pola tanam yang baik akan memberikan dampak yang positif bagi tanaman, tanah dan manusianya. Ada dua jenis pola tanam yang kita sering kaji yaitu pola tanam monokultur dan pola tanam polikultur. Keduanya memiliki manfaat dan kekurangan masing-masing.

Pola tanam merupakan bagian dari subsistem budidaya tanaman. Pola tanam ini biasa disusun dalam 1 tahun. Ketika kita melakukan penanaman maka dapat mengembangkan pola tanam dalam 1 lahan 1 atau lebih. Pola tanam ini bertujuan untuk memberikan hasil yang optimal dan mengurangi resiko kegagalan. Yang penting persaratan  tumbuh untuk penerapannya tidak terlalu mempengaruhi syarat tumbuhnya. 

Monokultur

Pertanian monokultur merupakan pola tanam dengan menanam satu jenis  tanaman dalam 1 lahan. Contohnya padi saja, jagung saja atau kedelai saja. Pola tanam ini bertujuan untuk memaksimalkan hasil untuk tanaman yang kita tanam karena pada saat penanaman persaingan untuk memperebutkan unsur hara tidak terlalu ketat. Jadi dia hanya bersaing dengan jenisnya sendiri. 

Menanam secara monokultur terus-menerus  tanpa diimbangi dengan menanam tanaman yang lain akan menyebabkan tanaman akan terkuras kesuburannya. Apalagi biasanya kalau secara monokultur penggunaan pestisida harus lebih banyak. Dengan banyaknya pestisida akan berpengaruh terhadap pangan yang dihasilkan. Begitupula penggunaan pupuk harus lebih banyak. Terutama pupuk kimia seperti SP,KCl, Urea dan lain-lain.  Banyaknya pupuk kimia tersebut juga bisa merusak struktur tanah. Karena namanya pupuk kimia didalam tanah terjadi endapan kimia karena membentuk senyawa kimia yang susah diurai oleh tanah. Dengan demikian tanaman tidak bisa menyerap unsur hara secara maksimal. Pertanaman monokultur  juga menyebabkan tanaman mudah terserang hama/penyakit karena pemakaian pestisida yang banyak menyebabkan tanaman menjadi resisten. Dengan resistennya menyebabkan harus ada penambahan dosis akibatnya tanaman sangat sensitif terhadap serangan hama penyakit. 

Polikultur

Polikultur yaitu melakukan penanaman 2 atau lebih dalam satu lahan baik bersamaan maupun bergilir atau tidak bersamaan. Penanaman polikultur memberikan keuntungan karena kita bisa memanen hasil pertanian kita lebih dari satu. Dengan demikian manfaat yang kita rasakan besar karena adanya variasi penghasilan maupun gizi. Begitupula hama dan penyakit bisa teratasi dengan bervariasinya tanaman.

Beberapa keuntungan menggunakan pola tanam polikultur, antara lain :
  • Serangan OPT bisa dikurangi karena antara 1 tanaman dengan tanaman yang lain punya musuh alami dan hama yang berbeda. Terkadang tanaman yang satu menjadi musuh alami tanaman yang lain. Contoh: kutu apiks pada jagung menjadi makanan kumbang tentara pada tanaman tanaman terong. 
  • Menambah kesuburan tanah: Tanaman kacang-kacangan umumnya memiliki kandungan Nitrogen (N)  karena pada akar kacang tanah mengandung Rhizobium yang bisa memenuhi kandungan nitrogen pada tanaman yang lain. Menanam tanaman berdampingan dengan tanaman kacang-kacangan membuatnya menjadi subur. 
  • Hama dan penyakit akan terkurangi dengan menanam dengan polikultur. Karena bisa memutus siklus organisme pengganggu tanaman. Suatu hama biasanya menyenangi tanaman tertentu dan biasanya hanya senang dengan satu jenis tanaman. Contoh Kutu apiks hanya pada tanaman jagung. Dengan mengganti tanaman yang lain pada satu musim membuat, kutu apiks pada jagung terputus. 
  • Dengan polikultur kita bisa menghasilkan panen yang beragam. Dengan hasil yang beragam tersebut bila satu tanaman gagal maka masih ada tanaman yang lain berhasil. 
Beberapa jenis polikultur yang biasa kita peraktekkan dalam kehidupan petani : Tumpang sari, Tumpang gilir, Tanaman Sisipan, Tanaman Campuran, dan Tanaman Bergiliran. 

Komentar

Postingan Populer