Harga Bahan Pangan Sudah Semakin Naik Karena Krisis Pangan

Salah satu pemicu naiknya bahan pangan karena terjadi perubahan iklim global. Dampak ini kita rasakan dengan meningkatnya suhu dan terjadi secara ekstrim. Perubahan ini biasanya datang secara tiba-tiba. Saat hujan biasanya sangat lebat dan langsung banjir. Tidak lama kemudian berhenti kemudian sinar matahari  sangat terik dan panas. Hal ini yang membuat tanaman kita tidak bisa menghasilkan secara maksimal. 

Contoh kasus bisa kita rasakan di sulsel sebelum datangnya musim hujan. Sangat terasa panasnya, sehingga sawah banyak yang gagal panen. Kegagalan ini terjadi karena sumber air sangat sedikit. Di Gowa misalnya saat musim kemarau melanda mereka menggunakan air bawah tanah. Tetapi untuk menaikkan air para petani menggunakan pompa air. Pompa air menggunakan tabung gas sebagai bahan bakarnya. Saat menggunakan tabung gas biasanya boleh dikata setiap hari memompa air. 

Disamping itu struktur tanah menjadi rusak akibat penggunaan pupuk kimia yang sudah sekian lama. Salah satu buktinya adalah cepatnya air meresap. Beberapa jam setelah diisi air, maka sawah langsung kering lagi. Jadi petani butuh pengisian air bawah tanah setiap harinya. 

Penggunaan gas yang intensif menyebabkan  harganya melonjak. Dari Rp.18.500 bisa melonjak menjadi Rp.50.000. Tentu saja hal ini menaikkan biaya produksi. Bukan hanya gas tetapi hama dan penyakit juga semakin menggila. Pokoknya biaya produksi meningkat pesat. Karena biaya produksi meningkat pesat tentu mengakibatkan harga beras juga naik tajam. 

Contoh lain di Bone saat musim kemarau baru-baru ini petani hanya panen 1 kali karena kekurangan air. Kurangnya air akibat kemarau yang panjang. Disamping itu perbaikan Bendung Sanrego karena terjadi pendangkalan. Tentu saja hal ini membuat petani sangat kekurangan karena sumber utama mereka adalah bertani terutama padi. Beberapa bendungan airnya tidak mengalir. Baca juga: Beras SPHP murah untuk menstabilkan harga pasaran yang meroket 

Sebagian besar petani kita berada dalam kondisi memprihatinkan. Entah dimana mereka ambil uang untuk kebutuhan sehari-hari. Curhatan beberapa petani sangat pilu. Ada beberapa petani tidak lagi memiliki beras, terpaksa mereka harus beli. Ada yang mengatakan baru kali ini beli beras. Untuk membeli beras, maka terpaksa mereka meminjam uang. Dengan dalih nanti setelah panen baru dibayarkan. 

Komentar

Postingan Populer