Hilangnya Sifat Gotong Royong Petani
Teringat ketika saya masih kecil dahulu. Saya sering turun kesawah untuk membantu orang tua menanam padi. Waktu itu sifat sosial masyarakat masih kental. Menanam padi dibantu oleh petani yang lain. Alangka ringannya pekerjaan waktu itu. Dengan hamparan sawah yang luas bisa diselesaikan dalam waktu setengah hari. Andaikata dikerja satu orang bisa membutuhkan waktu 10 hari.
Orang tua saya seorang guru yang mengajar di suatu desa terpencil di Kabupaten Bone bernama Desa Langi Kecamatan Bonto Cani. Terkadang waktu itu juga dibantu oleh anak-anak sekolah dalam menanam. Mereka semua senang bisa membantu gurunya. Walaupun terkadang mengambil waktu sekolah untuk membantunya. Tidak ada protes dari orang tua siswa, tidak ada protes dari atasan. Semua berjalan tanpa ada kasak kusuk.
Saya rindu hal seperti itu sekarang. Petani sekarang bekerja secara individu. Tidak ada saling membantu. Anak-anak sibuk semua, orang tua juga sibuk sendiri. Setiap petani masing-masing sibuk sendiri. Ketika seorang petani minta bantuan kepetani lain maka konsekuensinya adalah diupah. Semua yang mereka kerja harus diupah. Minta tolong identik dengan upah. Beda dengan dulu upahnya hanya terima kasih. Paling tidak kita hanya memberi merek makan dan minum sudah cukup. Baca : Pupuk cair organik super aci bisa membuat hasil panen meningkat berlipat.
Sekarang sudah hilang sifat gotong royong dipetani kita. Apakah sifat gotong royong bisa dikembalikan lagi. Semoga saja masa dulu bisa berulang sekarang. Terutama sifat gotong royong....bisahkah?😞😞😞
Komentar
Posting Komentar